Berita Terpopuler

Menikmati Kesederhanaan

7.8.11
Sejak awal awal Ramadhan aku selalu melaluinya dengan sederhana. Sendiri, sepi dan berteman komputer dan buku. Sengaja itu aku lakukan sebab itu pilihanku. Tapi kesederhaan itu hanyalah kesederhanan yang tampak. Kegiatan yang sederhana, menu buku yang sederhana, menikmati buka juga dengan tanpa teman, sangat sederhana. Begitupun saat santap sahur, bahkan tak jarang aku hanya menikmati menu sahur dengan para penjual makanan di warung langgananku.

Dengan sederhana aku menerobos malam menykusk Kota Bojonegoro menuju warung-warung yang sudah buka sebelum waktu sahur tiba . Warung-warung sederhana yang ada di beberapa trotoar jalan utama. Dingin yang tak diharaukan. Pernah suatu kali aku keluar hanya membeli 3 potong tempe dan sebotel air minreal. Yaa.. sebab aku ingin melalui kesederhanaan ini. Aku juga pernah hanya makan sebungkus krupuk dan sepotong tempe sisa camilan sebelum tidur yang aku pakai untuk menjamu teman yang bermain.

Kondisi ini mungkin sangat berbeda untuk orang lain. Mereka menikmati gemerlap ramadhan dengan menu buka yang super special. Menikmati suasana kebersamaan ditengah keluarga dan teman-teman. Tentu dengan menu dan cara penghidangan yang khas ramadahan. Menikmati ngabuburit dengan orang-yang disayang juga menjadi agenda yang tak jarang di tinggalkan. Dan masih banyak hal lain yang dinikmati dengan tidak sederhana.

Tapi aku, yang tinggal di sudut kota bojonegoro ini sangat senang dan bangga dengan kesederhaan yang aku jalani. Semua sangat beralasan. Sebab dengan cara ini aku bisa menjalankan ibadah ini dengan tidak sederhana. Ya minimal itulah yang sangat ingin aku lakukan dan sekarang sedang saya upayakan untuk melaksanakan. Menjalankan hal-hal dunia dengan cara sederhana, dan menjalankan hal-hal spiritual dengan tidak sederhana.

Menurutku, kesederhanan itu akan sangat berefek pada ketidak sederhanaan. Kesederhanaan jasmani akan berbanding terbalik dengan rohani. Kesederhanan hodonis, materi, kesederhanaan yang namapak akan sangat berpengaruh pada ketidak sederhanaan yang yang tak namapak.

Aku percaya itu sebab menurutku, hakekat puasa adalah menyederhanakan, mengurangi, menjaga, menahan diri dari hal yang belebih yang berbau hedonis (baca: dunia) sehingga yang bersifat rohani, batiniyah bisa dikerjakan dengan tidak sederhana (berlebihan/glamor).

Apa yang gelamor, pasti ada pertanyaan seperti itu. Yang gelamor "ingin" aku lakukan adalah membaca buku, gelamor dalam bersyukur atas nikmat yang selama ini aku terima, gelamor dalam bermesraan dengan Allah dengan waktu yang panjang khususnya malam hari. Pun hal-hal lain yang tak perlu aku caritakan secara detaial yang sifatnya rohniah.

Itulah sederhana yang tak sesederhana untuk bisa dijalani. Aku berharap bisa menjalaninya.

0 komentar:

 
CAKRAWALA KEHIDUPAN © 2012 Development Fauns