Berita Terpopuler

Catatan Untuk Wiboe Moekti, Soekarno dan Sumpah Pemuda

28.10.08

Oleh: Prawoto

Ini adalah puisi yang dikirim oleh teman saya yang ada di Belanda, Namanya Wibo Moekti (wmoekti@hotmail.com). Saya biasanya panggil beliau dengan Om... Aku kenal beliau melalui buku tamu miliknya www.sma2bojonegoro.com.

Om Moekti ini merupakan pria ASLI dari Indonesia, ia lahir di Tuban, tepatnya di kecamatan Montong. Beliau Lulusan SMAN Bojonegoro. (Dulu Belum ada SMA 1 or SMA 2, red). Lulus sekolah SMA, beliau diterima di 5 sekolah tinggi kedinasan di Bogor. "Dulu sekolah gak seperti sekarang, yang penting pintar, dan nilainya bagus, bisa msuk kemana saja yang kita sukai," ungkap Om Moekti melalui email yang dikirim untuk saya.

Lulus SMA beliau merantau ke Bogor untuk sekolah di salah satu Sekolah Tinggi Kedinasan. Karena beliau pemuda desa yang belum berpengalaman di kota besar dan tidak tau mau pilih sekolah mana, dia tanya kepada orang usai turun dari stasiun kereta api tentang alamat-alamat 5 sekolah yang telah menerimanya. Akhirnya dia memutuskan untuk memilih sekolah yang alamatnya paling dekat dengan Stasiun kereta api tersebut. Akhirnya beliau memilih Akademi
Departemen Pertanian,Ciawi-Bogor.

Keinginan dan rasa nasionalisme kala itu memang luar bisa. Kharisma Soekarno Presiden pertama RI sampai masuk dikalangan kampus begitu kuat. Om Moekti termasuk mahasiswa yang memilki rasa Nasionalisme yang kuat. Beliau ingin sekali membangun ekonomi dan kamajuan untuk republik ini. Demi cita2 berdikari membangun industri Indonesia tersebut beliau pindah jurusan dari pertanian ke jurusan technik

Kebijakan Soekarno yang ANTI barat, menjadikan Mahasiswa Indonesia yang pandai dikirim untuk belajar keluar negeri, dan termasuk Om Wiboe Mukti ini dikirim ke Negera Moskow. Soekarno tidak pernah mau kompromi dengan negara barat. Dia pemikir yang luar biasa, disaat banyak negara yang membuat blok barat dan timur, Soekarno sudah membuat organisasi negara-negara non blok.

Seoekarno juga mencetuskan bahwa batas wilayah negara itu bukan hanya darat dan laut saja, tetapi udara dan juga kedalaman bumi. Ketika zaman belum maju dan secanggih seperti saat ini. Soerkarno telah memikirkannya. Andaikan pemikiran ini direalisasikan, betapa kayanya indonesia. Berapa satelit yang mengorbit diatas bumi Indonesia. Jika ini diatur dengan jelas,mereka harus membayar pada negara ini. Berapa sewa yang harus dibayar untuk negara ini. Wilayah udara diatas Bumi Indonesia posisi paling strategis utuk tempat orbit satelit berbgai negara didunia sehingga bisa mengcover wilayah negara-negara didunia. Belum lagi kekayaan Indonesia yang berada di dalam perut bumi. Tidak tahu kan, andaikan sekarang kekayaan kita di bor miring dari negara tetangga. Dan Soekarno telah memikirkan hal ini semua sejak dulu untuk kita, Bangsa Indonesia.

Rezim Soekarno runtuh, diganti oleh Soeharto yang sangat kooperatif dengan barat menjadikan seluruh mahasiswa yang telah dikirim keluar negeri, menjadi takut untuk kembali ketanah air. ketakutan di cap sebagai PKI. Dan Pasti akan dibunuh, mejadikan Om Moekti menetap diluar negeri sampai sekarang.

Ketika browsing dan mengetikan kata Bojonegoro, beliau menemukan web site sekolah kita www.sma2bojonegoro.com, dan berkenalan dengan saya, sampai sekarang. Saat ini beliau menetap dan sudah memilki anak yang berprofesi sebagai dokter di belgia dan sudah memilki cucu. Tetapi rasa nasinalisme beliau masih tetap membara. Saya sering dikirimi email yang berisi tentang berita-berita indonesia yang sifatnya nasionalisme, dan beberapa hal mengenai bagaimana kebobrokan sistem birikrasi masa lalu.

Mengenang masa kebangkitan, dan rasa nasionlisme pada tanah tumpah darah negeri ini, Om Moekti mengirimkan sebuah puisi kepada saya saat memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober 2008.

Dari
Nurdiana:

LANTANGKAN DENDANG MEMBELA INDONESIA
Menyongsong 80 Tahun Sumpah Pemuda.


Di cakrawala gemerlapan Bimasakti,
bintang dan bulan pun jadi saksi,
maha jelita masa remaja,
hidup memateri jasa abadi,
langgeng tersimpan dalam sejarah,
di biru-dalam Laut Banda,
di hijau-tinggi Gunung Kerinci,
terpendam di arus Sungai Musi,
berkilau di riak Danau Maninjau,
bergema di alun Danau Toba
tersebar di ribuan pulau,
kisah mulia pemuda bangsa.

Dalam sejarah:
betapa jaya Gajahmada,
berikrar tumpahkan Sumpah Palapa:
idamkan kesatuan Nusantara.

Di awal abad duapuluh:
masa bergolak pancaroba,
bagai Krakatau muntahkan lahar,
tampil pemuda generasi baru,
penuh damba impian mulia,
dari terpencar jadi bersatu,
bersumpah setia satu cita,
membidani lahirnya bangsa.

Satu nusa, Satu bangsa, Satu bahasa:
INDONESIA,
buka halaman sejarah baru,
untuk merdeka melangkah maju.

Perwira ksatria pemuda pejuang,
pantang menyerah menentang penjajah,
tumpahan darah pahlawan korban,
berbuahkan INDONESIA merdeka.

Menakjubkan dan mempesona,
Untaian Zamrud Khatulistiwa,
bertabur wangi mawar melati,
berhias cemara hijau abadi.

Dari Timur sampai ke Barat,
bersatu padu seluruh rakyat,
hidup selaras seperasaan,
satu hati sepenanggungan.

Jelita wanita pakai kebaya,
bersarung batik bersanggul anggun,
merdu gamelan suling kecapi,
indah Serimpi dan tari Seudati.

Kerling mata penari Bali,
molek gadis bersolek manis,
lenggok lenggang Gambang Semarang,
nyamankan hati nikmat dipandang.

Seronok kroncong salueng talempong,
Rantak Kudo Randai si Marantang,
kaba panjang dendang rang Minang,
Manortor rang Batak sambil berdendang.

Riuh gemuruh Tari Barongsai,
petasan dibakar diarak ramai,
nyaman indah irama kasidah,
diiringi rebana bertalu merdu.

Tepak Tilu tarian Sunda,
Tari Lenso lenggokkan badan,
girang berjoget orang Jakarta,
bangga bangsa kaya budaya.

Mpu Tantular yang bijaksana,
wariskan Bhinneka Tunggal Ika,
berbeda, satu jua,
lambang persatuan INDONESIA.

Kini saatnya,
perlu dibela,
janganlah rela,
budaya kita,
jadi budaya,
negeri onta.

Di kala terpuruk buatan orba,
bangkitkan lagi remaja ksatria,
buka mata lawan pembodohan,
selamatkan pusaka para pahlawan,
bela kesatuan dan kepribadian,
dari ancaman pemerosotan.

Berdendang kita berdendang,
bela warisan pahlawan bangsa,
INDONESIA jadi gemilang,
berkat hikmat Sumpah Pemuda.

25 Oktober 2008.

1 komentar:

  1. AlvaClipton said...:

    wah... pusinya cinta tanah air banget????

    andai aku bisa kaya gitu??????

 
CAKRAWALA KEHIDUPAN © 2012 Development Fauns