Berita Terpopuler

Pikiran Sesaat

13.11.10
Ah sudah, sekarang pikiran sesaat itu sudah hilang. Sebelum aku menulisnya di blog ini. Semuanya sudah tidak aku pikirkan. Biarkan saja. Tetapi ini akan menjadi catatan, mengapa saya menulisnya. Seperti yang sering saya sampaikan di forum pengembangan diri Jurnalistik dan kelas menulis, bahwa menulislah dari apa yang terjadi. Menulislah dengan rasa dan logika. menulislah sepenjang kamu ingin menulis. Menulis atas apa saja yang terjadi tanpa ada beban dan paksaan. Holangkan teori menulis yang hanya akan menghambat dan membatasi kita dalam menuli. Langgar saja, toh melanggar aturan menulis tidak menjadi masalah. Sebab tidak ada teori menulis yang paling ampuh di dunia ini, ya selain memulai menuli. Menulislah, titik. Ini lah tulisna itu, tulisan dari apa yang aku yang aku pikirkan tadi pagi:

Tiba-tiba saja pintuku diketuk dari luar, saat aku masih setengah sadar di atas busa warna merah kusut karen sudah lama menahan beban punggung saat aku tidur.

"Pak pinjam mic, hanya micnya saja, tidak usah kabelnya".

Oh ternyata temanku, laki-laki muda yang sebagian bathok kepalanya sudah tak tumbuh lagi rambutnya. Dengan senyum mengembang dipadu setalan kaos berwana kuning celana hitam, ia memberi jawaban atas pertanyaan yang muncul dari mulut orang yang baru saja bangun tidur.
Nanti di villa kok, gak pakai tenda, yaa di daerah sana sekitar trawas, jawabnya spontan setelah mendengar pertanyaanku.

Pagi ini (13/11) baru teringat, jika ada kemah bhkati anak-anak OSIS. Aku kan juga pembina OSIS, sie. IPTEK. Itulah yang muncul dibenakku. Mengapa aku tidak tau secara resmi, kalaupun tahu aku hanya mendengar dari dasas-desus di kalangan siswa. Toh banyak iswa yang menjadi wartawan sekolah yang dibawah binaanku.

Logiknya, jika itu kemah bhakti OSIS, yaa semua pembina diajak. Minimlah ada pemberitahuan tentang apa kegaiatan disana. Jika bicara masalah program kerja OSIS kedepan, pembina juga harus tau. Sebagai pembina saya sudah menjalankan tugasku membimbing sie IPTEK selam periode yang dulu. untuk periode yang baru bhakan sie. IPTEK sudah diskusi dan menentukan progran kerjanya yang akan datang. Lalu apa lagi. Mungkin ini kemah bhakti yang hanya senang-senang tak perlu pembina mengetahuinya. Ketika pembina OSIS sebagian kecil diikutsertakan, yang lain tidak diikut sertakan. Ada apa? Pemberitahuan pun tidak ada. Ini hanya pikiran kecewa yang sesaat hadir. Ingat hanya sesaat, kata sesat itulah yang perlu digari bawahi.

Saya yakin mereka punya jawaban dan bisa berkilah dari hal ini. Jika ditanggapai dengan emosiaonal, pasti orang lain beranggapan karena aku tidak di ikut sertakan, makanya aku menulis dan pikiran seperti ini. Masalah seperti ini perlu di tanggapi secara logis saja. Logikanya seperti aku ceritakan. Jika ada alasan masalah qouta pembina, berarti harus bergantian setiap tahunnya. Apa sudah secara bergantian. Bukankah belum.

Lebih dari apa yang aku pikirkan sesat tadi pagi. Ternyata temanku yang satunya punya pikiran yang lebih kritis dari aku. Sorak ku dalam hati. ternyta ada orang lain juga yang punya pikiran seperti aku bahkan lebih dalam mengkritisi masalah ini.

Bicara masalah manfaat kegiatan. bagi orang yangf telah beberapa tahun menjalan kegiatan pasti mengerti dan tahu persis tentang target pencapain dan mutu yang bisa diukur. Seperti dalam proses standarisai ISO di sebuh lembaga. Jika mengaca dari kegiatan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan semacam ini tak ada perubahan, terkesan mengambur-hamburkan uang saja.

Saya jadi ingat anggota dewan atau pejabat kalau rapat, menysusun program atau sejenisnya selalu mencari tempat di sekitar area wisata. Sebenarnya tidak masalah, target mutunya jelas dan bisa tercapai. Pikiran saya jadi tambah ngaco lagi jika ingta yang seperti ini. Ah, aku tidak mau berpenjang-panjang dengan hal tersebut. Semoga mengerti maksudku ini

Tak ada manfaat. Itulah komentar dari teman disamping saya, saat ia minta di ajari mengaktifkan FB. Sambil bertanya ini itu, ia berkomentar dan mengkritisi tantang kemah bahkti tahun ini. Bahkan ia hampir saja menulis secara frontal pada update status FB miliknya yang baru saja bisa di buka setalah sekian hari lupa dengan kata sandinya.

Setiap tahun penguru OSIS selalu berubah. tetapi tidak dengan pembinanya. Hal ini menunjukkan, bahwa pembina tahu persis akan apa yang terjadi dan bagaimana meningkatkan serta memperbaiki. Program ini banyak membuktikan akan ketidak manfaatannya. Kenerja OSIS menjadi acuan dan indikator. Jika di sempitkan lagi. Sampai hari ini, laporan pertanggung jawaban OSIS periode selanjutnya saja masih belum dilaksanakan. Perlu evaluasi, perlu inventarisasi disemua sekotor OSIS. Itu jika ingin meningkatkan kenerja OSIS, dan mengajarkan bagaiman berorganisasi yang baik, tidak setengah-setangah. Fakta yang lain. setiap ada perekrutan pengurus OSIS baru, selalu pengurus OSIS yang sebelumnya menjabat sudah tidak lagi tertarik untuk ikut bergabung dengan kepengurusan berikutnya. Tidak mau ikut, tidak tertarik ikut, males, monoyon, itu-itu saja dan beberapa alasan lain yang di ungkapkan pada saat aku pernah menanyaianya kala berpapasan dengan beberapa orang pengurus yang aku kenal.

Masalah ini serius untuk segera di benahi. Untuk meningkatkan mutu OSIS kedepan. Mereka yang berpengalan akan kesalahan dan keberhasilan harus di buat menjadi suka dan tertarik dengan senang hati untuk bergabung dengan kepengurusan selanjut.

Dari sudut pandang pengambil keputusan atau bahasa kerennya disision maker (maaf jika salah nulis). Pertanyaannya, siapa yang menyetujui dan siapa yang ikut terlibat dalam pembuatan keputusan. Kata orang bijak, hanya orang bodah yang mengulang kesalahn berulang-ulang. Katakpun tak mau melompat dan terjatuh pada lubang yang sama. Mestinya mereka mengerti dan mahaminya.

Jika memang model program dan kegiatannya formatnya seperti ini. Diluar kota, naik BUS, tidur di vila, tidak di tenda dengan berbagai alasan. Tentu perlu dikaji ulang tentang tahapan, mutu kegiatan, indikator, terget dan sasaran, materi acara. Setalah program dijalankan, target pencapain-pencapaian setalahnya harus jelas dan di monitoring. Kalau dalam ISO (baca: International Organization for Standardization) perlu dibuat SOP (baca: standard operating procedure) sehingga akan menjadi jelas dan gampang untuk meningkatkan mutu dan mengkaji tentang kegiatan pada tahun berikutnya.

Wah tulisan saya kok jadi ngalor-ngidul ya. Maaf jika tidak enak di baca. Sedang belajar nulis. Tapi itu lah pikiran sesaat yang jika di tulis jadinya lumayan panjang juga.

13 November 2010, 13.04
Di depan LCD monitor sambil mengajarakan cara membuka FB yang lupa passwordnya

0 komentar:

 
CAKRAWALA KEHIDUPAN © 2012 Development Fauns